Defibrillator, termasuk alat medis yang vital. Tidak hanya di rumah sakit dan klinik, namun alat ini digunakan diberbagai tempat dan kebutuhan seperti di Hotel, Pabrik Besar, Bandara, dan juga sebagai alat pertolongan pertama yang digunakan oleh regu penolong ( tim SAR) dimanapun juga. Tidak banyak yang mengetahui alat ini selain petugas medis yang berkompeten, berikut ini ulasan singkat mengenai defibrillator dan juga bagaimana alat ini bisa menyelamatkan manusia.
Pengertian Defibrillator
Kita bisa melihat dari arti kata dalam bahasa asing. Defibrillator merupakan satu alat dan berhubungan dengan fibrasi. Lalu apa itu defibrillator ? Defibrillator adalah alat kesehatan yang memiliki fungsi atau peran untuk menstimulus detak jantung yang tidak normal karena serangan jantung atau yang lainnya sehingga membuat detak jantung tidak teratur / bergetar / fibrillasi yang tidak terkontrol.
Defibrillator merupakan golongan atau jenis alat kesehatan Elektromedik. Yaitu alat – alat medis yang berhubungan dengan tenaga listrik. Defibrillator dapat menyimpan energi listrik dan melepaskannya. Untuk bisa mengenal lebih detail mengenai bagaimana alat ini menyelamatkan manusia, kita mulai dari mengenal bagian – bagiannya.
Bagian – Bagian Defibrillator
Defibrillator terbagi menjadi dua macam jenis berdasarkan sifat dan cara kerjanya yaitu defibrillator manual dan defibrillator otomatis. Namun fungsi keduanya sama dan bagian – bagian juga sama hanya saja lebih lengkap untuk jenis defibrillator manual. Berikut ini bagian – bagian defibrillator baik itu defibrillator manual atau defibrillator otomatis / AED (Automated External Defibrillator).
- Defibrillator Engine (Mesin defibrillator)
- Defibrillator Padle (bantalan defibrillator)
- Kabel ECG (defibrillator manual)
- Kabel SpO2 (defibrillator manual)
- Unit defibrillator atau mesin defibrillator terdiri dari beberapa macam bagian seperti layar display (defibrillator manual), tombol Shock, tombol On/Off, pengatur mode operasi (defib manual), tombol seleksi energi (defib manual), printer (defib manual), baterai dan juga terdapat speaker untuk mengeluarkan suara petunjuk penggunaan pada AED.
Prinsip Kerja Defibrillator
Ketika serangan jantung terjadi, atau kondisi yang menyebabkan serangan jantung. Detak jantung acak, atau bergetar dengan tidak teratur dan tidak bisa menjalankan fungsinya untuk memompa darah. Kondisi ini akan berakibat kekurangan oksigen di otak, apabila dibiarkan dapat mengakibatkan kematian dalam waktu cepat.
Oleh sebab itu, tindakan pertama sembari mempersiapkan alat adalah berupa CPR dan juga terapi oksigen dengan ambubag atau resuscitator. Jika alat yang digunakan berupa defibrillator otomatis (AED) maka pertama pemasangan Pad AED di dada pasien. Kemudian mesin defibrillator dihidupkan. Perangkat AED dapat menganalisa aritma jantung secara otomatis, sehingga berapa energi yang harus diberikan sudah terformat secara otomatis. Berbeda dengan defibrillator manual.
Mulai dari pemasangan Pad AED, terdapat instruksi suara yang bisa diikuti oleh penggunanya, hingga pada saat telah siap untuk menekan tombol (SHOCK) yang berarti mengalirkan sejumlah energi listrik melalui pad untuk mengejutkan jantung. Kondisi jantung dengan getaran yang acak dan tidak normal akan terganggu oleh aliran listrik tersebut dan shock. Dari hal itu diharapkan jantung akan memulai detaknya dengan teratur dan kembali dapat memompa darah ke seluruh tubuh.
Demikian pula prinsip kerja defibrillator manual, sama dengan defibrillator otomatis (AED) hanya saja pemilihan energi bisa kita sesuaikan atau kita seting sendiri berdasarkan analisa aritma jantung yang terdapat pada grafik EKG yang terpampang pada layar monitor.
Yang Dimaksud Biphasic dan Monophasic ?
Beredar presepsi atau istilah yang diberikan oleh banyak orang tentang defibrillator Biphasic yang ditujukan untuk menamai defibrillator manual. Sebenarnya sedikit keliru. Mengapa demikian ? Biphasic sebenarnya bukanlah nama lain dari defibrillator manual melainkan sistem kerja aliran gelombang listrik yang ada pada defibrillator ketika ditekan tombol Shock.
Dalam hal ini dikenal ada dua macam jenis defibrillator yaitu Biphasic dan Monophasic. Meskipun jenis defibrillator monophasic sekarang ini cukup langka namun masih ada. Contohnya anda bisa lihat defibrillator primedic defi B. Sedangkan untuk defibrillator Biphasic cukup banyak seperti Mindray D3.
Perbedaan Biphasic dan Monophasic adalah terletak pada listrik yang dialirkan oleh Padle defibrillator. Monophasic proses aliran ini hanya berlangsung sekali dari paddle yang satu ke yang lainnya.
Sedangkan untuk Biphasic berlangsung dua kali, pertama sama seperti aliran monophasic namun tidak selesai sampai disitu. Pada Biphasic gelombang akan kembali mengalir dari paddle dua ke paddle pertama. Sehingga dengan sekali tekan tombol shock aliran listrik mengalir bolak balik.
Mengapa Biphasic sekarang cukup banyak digunakan pada defibrillator karena berbagai penelitian telah membuktikan bahwa gelombang biphasic pada defibrillasi memiliki kemungkinan keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan gelombang monophasic. Itulah sebabnya sekarang hampir semua produsen menggunakan teknologi biphasic.