Salah satu jenis masalah yang kerap kali terjadi ada bayi yang baru lahir yakni penyakit bayi kuning atau dalam bahasa medis dikenal sebagai Icterus Neonates. Khususnya hal ini terjadi pada kelahiran prematur atau yang sering disebut dengan bayi prematur. Kondisi ini menyebabkan kulit dan mata bagian putih bayi akan terlihat kuning pucat. Meski penyakit umum terjadi pada bayi yang baru lahir namun bayi yang mengalami penyakit ini harus ditangani dengan segera oleh tenaga medis.
Ada banyak penyebab bayi kuning yang terjadi sampai saat ini. Gejala yang ditimbulkan memang sama, namun orang tua bayi harus mengetahui penyebab awal mengapa bayi tersebut bisa mengidap penyakit tersebut. Penyakit kuning pada bayi ini sebenarnya dibedakan menjadi penyakit kuning normal dan abnormal dimana penyebabnya berbeda. hal inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua.
Penyebab Utama Penyakit Bayi Kuning
1. Kelebihan Bilirubin
Bilirubin merupakan zat yang memberikan warna pada tinja dan air seni manusia. Bilirubin dihasilkan dari sel darah merah dan di produksi pada hati. Bayi yang baru lahir memiliki sel darah merah yang lebih tinggi dari manusia dewasa. Sel darah merah tua yang hancur tersebut kemudian membentuk bilirubin. Semakin banyak sel darah merah semakin banyak pula produksi bilirubin tersebut.
Zat bilirubin tersebut juga dihasilkan dari orang tua bayi ketika bayi masih berada di dalam kandungan. Sang ibu mengeluarkan bilirubin yang diteruskan pada si bayi melalui plasenta. Dengan demikian, bayi telah memiliki bilirubin semenjak berada di dalam kandungan. Setelah bayi lahir, organ hati yang memproses bilirubin masih belum berfungsi secara sempurna.
Kemampuan hati yang belum bisa memproses bilirubin inilah yang membuat bilirubin yang seharusnya keluar melalui feses dan urine bayi terkendala. Penyebab bayi kuning karena kelebihan bilirubin ini sebenarnya di kategorikan sebagai penyakit tidak berbahaya dan dapat pulih dengan sendirinya. Bayi Anda akan menguning pada hari pertama kelahiran kemudian memburuk selama 4 hari.
2. Infeksi Vrus atau Bakteri
Penyebab bayi kuning selanjutnya yaitu adanya infeksi virus atau bakteri yang terjadi baik selama masa kehamilan sang ibu atau paska melahirkan. Hal ini perlu diperhatikan mengingat tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi akan membahayakan si bayi. Sang ibu perlu mengetahui bahwa dirinya sebelumnya tertular virus atau bakteri dimana virus atau bakteri tersebut menular kepada bayi.
Ciri-ciri bayi kuning yang dikarenakan virus atau bakteri memang sama dengan ciri bayi kuning pada umumnya yakni sekujur tubuh dan kulit berwarna kuning, bagian mata putih berwarna kuning, warna urine kuning pekat, warna feses pucat, serta telapak tangan dan kaki berwarna kuning. Namun, bayi yang mengidap penyakit kuning karena virus dan bakteri ini lebih rentan serta muncul komplikasi lain.
3. Kerusakan Hati Pada Bayi
Kerusakan hati pada bayi dapat menyebabkan penyakit kuning. Hal tersebut karena hati sebagai organ yang memproses dan menyalurkan bilirubin yang dibuang melalui feses dan urine tidak bisa bekerja dengan semestinya. Penyakit bayi kuning normal umumnya akan membaik dalam waktu seminggu. Anda patut memperhatikan jika bayi Anda mengalami penyakit kuning lebih dari seminggu.
Penyakit bayi kuning juga bisa disebabkan oleh :
- Pendarahan internal yang terjadi dalam tubuh maupun organ hati bayi
- Sepsis atau komplikasi yang terjadi pada organ tubuh bayi
- Kekurangan atau kelebihan enzim tertentu
- Adanya kerusakan pada sel darah merah sehingga sel tersebut mudah hancur
- Adanya masalah pada sistem pencernaan bayi yang menghambat keluarnya bilirubin melalui feses dan urine
Cara Penanganan yang Tepat Pada Bayi Terkena Penyakit Kuning
1. Mencukupi asupan gizi bayi
Pada umumnya, bayi yang menderita penyakit kuning akan memiliki kemampuan menghisap ASI yang lemah sehingga bayi akan kekurangan asupan gizi. Biasanya sang ibu tidak akan memaksa atau terus memberikan ASI pada bayi jika bayi menolak ASI. Semakin bayi Anda tidak mampu menghisap ASI, maka semakin besar pula risiko bayi Anda mengidap penyakit kuning.
Sebaiknya sang ibu terus berusaha menyusui buah hatinya. Bayi yang mengidap penyakit kuning harus menerima asupan ASI sebanyak 8 hingga 12 kali selama 24 jam. Hal ini supaya bayi mampu mengeluarkan kelebihan bilirubin pada tubuhnya. Jika keinginan bayi yang tidak ingin menyusu pada ibunya dturui oleh sang ibu, maka bayi tidak memiliki asupan cukup untuk mengeluarkan bilirubinnya.
2. Terapi Sinar Matahari
Terapi sinar matahari untuk bayi kuning ini merupakan penanganan umum yang dilakukan pada bayi yang mengidap penyakit kuning. Terapi ini bisa dilakukan sendiri oleh orangtua si bayi. Orang tua perlu menjemur bayi ada padi hari yakni antara pukul 7.00 hingga 9.00 pagi. Waktu tersebut merupakan waktu dimana sinar matahari sangat efektif dan pas dalam mengurangi bilirubin.
Bayi hanya perlu dijemur sekitar 30 menit saja meliputi seluruh tubuh bayi. Agar seluruh tubuh bayi terkena sinar matahari, pastikan untuk mengubah posisi bayi. Usahakan bagian belakang seperti punggung dan pundak bayi juga terkena sinar matahari dengan cara menjemur telungkup. Perawatan bayi kuning dengan cara ini sangat mudah dan tidak membutuhkan biaya seperti pengobatan lainnya.
Perlu diingat bahwa cara mengatasi bayi kuning baru lahir dengan terapi sinar matahari memiliki risiko yaitu kerusakan mata pada bayi bila terkena sinar matahari terlalu lama. Maka dari itu, ketika menjemur bayi, jangan sampai mata bayimenghadap langsung pada sinar matahari. Tidak hanya itu, pastikan udara dan kondisi lingkungan sekitar Anda menjemur bayi bersih dan aman untuk bayi.
3. Terapi Sinar Biru (Fototerapi)
Ada kondisi tertentu dimana penyakit bayi kuning tidak bisa diatasi dengan terapi sindar matahari. Jika bayi yang mengidap penyakit kuning yang telah melalui tahap terapi sinar matahari tidak kunjung membaik bahkan kondisinya lebih parah setelah 3 hari, maka sebaiknya Anda menggunakan penanganan medis rumah sakit.
Salah satu cara mengobati bayi kuning menggunakan terapi medis untuk bayi kuning yakni dengan alat berupa lampu fototerapi. Prosedur terapi ini pertama bayi dimasukkan ke dalam inkubator bayi dengan keadaan telanjang, hanya ditutup bagian mata dan kelamin saja kemudian disinari oleh sinar berwarna biru. Dalam kondisi sepereti ini biasanya bayi akan menangis dan terus mengeluarkan urine disertai bilirubin.
Biaya melakukan terapi fototerapi ini memang lebih mahal dari sekadar menjemur sendiri bayi secara manual. Biaya terapi sinar bayi kuning mulai dari biaya perawatan, administrasi, vitamin, laboratorium, konsultasi dan sebagainya bisa mencapai sekitar Rp. 2.000.000.00-,.
Efek samping fotoerapi
Meski penangan dan hasil yang didapat dari fisioterapi ini cukup memuaskan dan mampu mengembalikan kondisi bayi normal dengan cepat, namun ada beberapa efek samping fototerapi pada bayi kuning. Efek samping yang terjadi biasanya berupa feses encer berwarna hijau, berat badan bertambah lambat dan ruam kulit. Namun efek samping ini hanya bersifat sementara saja.